Tuesday, October 20, 2009

Taubat, Sabar dan Syukur *

Jikalau tauhid itu tidak sempurna kecuali harus Istiqamah (harus tetap dan terus-menerus), dan jambatan Sirathal Mustaqim di akhirat yang sifatnya lebih halus daripada rambut dan lebih tajam daripada pedang, maka seseorang tidak boleh lengah dari Istiqamah itu, walaupun dalam hal yang remeh sekalipun. Sebab seseorang tidak sunyi dari sifat mengikuti hawa nafsu, walaupun dalam pekerjaan kecil. Yang demikian itu mempengaruhi kesempurnaan tauhid, sesuai dengan penyelewengannya dari Sirathal Mustaqim itu. Tidak mustahil bahwa ini mengurangi derajat dekatnya dengan Tuhan. Sedang setiap kekurangan dalam hal ini diancam dengan dua api perpisahan dan api neraka, sebagaimana disifatkan oleh al-Quran.

Setiap yang menyeleweng dari Sirathal Mustaqim disiksa dua kali dilihat dari dua segi. Akan tetapi berat-ringannya siksa itu serta lama-sebentarnya, disebabkan oleh dua hal :

-pertama, kuat dan lemahnya iman.
-kedua, banyak-sedikitnya mengikuti hawa nafsu.

Ya, pada ghaibnya seseorang tidak sunyi dari dua hal ini, sebagaimana firman Tuhan:

"Dan tidak seorangpun daripada kamu, melainkan akan datang kepadanya. Yang demikian itu satu kepastian yang ditetapkan oleh Tuhanmu. Kemudian Kamu akan selamatkan orang-orang yang berbakti dan Kami akan biarkan mereka yang menganiaya diri sendiri itu berlutut padanya." (Maryam : 72)

Sumber : Kitab Taubat, Sabar dan Syukur oleh Imam Ghazali.

5 comments:

fawizah juga said...

pasni nk tulis pasal dosa kecil dan dosa besar pulak. kitab taubat, sabar dan syukur page 73.

Anonymous said...

nnti fawizah try bce minhaju abidin...oleh imam ghazali....gud luck...

fawizah juga said...

baekk~~ nanti fawizah cari di library ye~ ^_^
terima kasih, kongsi2 la lagi..

intan.maisarah said...

kak fawi~

fawizah said...

huhuk.. iyeeeeeeeeee sarah.... ngapenyeee...